Senin, 29 April 2013

PENGADILAN GHAIB



PENGADILAN GHAIB


            Didalam hidup manusia akan menemui segala macam kejadian-kejadian yang beraneka ragam, yang menimbulkan rasa sedih senang, sengsara bahagia, kaya miskin atau yang lainnya. Segala perilaku manusia akan diperhitungkan semuanya, baik dan jeleknya semua akan diadili, ini berguna untuk menjaga keseimbangan alam, atau yang dimaksud adil. Dua unsur mempunyai sifat berbeda tapi saling berkaitan satu dengan yang lainnya, untuk itu diusahakan supaya beeperilaku dijalan yang benar.

Tuhan memberikan segala fasilitas kepada manusia supaya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, boleh berbuat baik atau berbuat jelek tapi semua akan menerima balasan dari hasil perbuatannya, untuk itu aturan-aturan hidup ada sebagai pengatur dan sebagai pengadilan, aturan-aturan itu tidak tertulis dibuku atau dikitab-kitab, tapi tertulis dialam, kami sebut hukum alam, hukum alam yang hakimnya tidak bisa disogok dengan uang, hukum akan diperingan apabila pelakunya bertobat dan tidak melakukan kesalahan lagi. Pengadilan ini mengadili perbuatan manusia, dalam istilah siapa yang menabur angin akan menuai badai.
Pitutur jawa ada sebutan “ndisikno roso ojo ndisikake karep” yang berarti dahulukan rasa jangan mendahulukan angan-angan. Rasa berhubungan dengan sang guru sejati yang akan menunjukkan jalan yang benar, tapi dalam pencapaian rasa sejati harus melampaui  tempaan kehidupan yang bermacam-macam dengan sadar dan sabar, karena Tuhan menyayangi orang yang sabar, seperti halnya mengambil hikmah dibalik kejadian hidup , ketika orang minum jamu, baru tahu manfaatnya setelah meminumnya, atau dibalik orang makan sambal baru tahu hikmahnya setelah makan sambal, jadi semua hukum sebab akibat akan selalu ada dan selalu beriringan satu dengan yang lain. Dalam tahap ini wajib menggunakkan rasa pangrasa yang halus, jangan menggunakkan alam fikiran seperti di bangku sekolah, karena ini sudah masuk sekolah alam, kita dihadapkan dengan kenyataan hidup dan langsung praktek, tidak menggunakkan teori yang berbelit-belit, ketabahan dan kesabaran adalah kunci utamanya. Selama menjalani sekolah rasa ini semakin banyak keberhasilan, maka akan semakin menemukan hakekat rasa sejati, kalau selama sekolah rasa sering bolos dan mengingkari hati nurani maka tidak mungkin ada kemajuan didalam kejiwaannya.

LETAK PENGADILAN GHAIB.
Aturan-aturan abadi adalah sifat keadilan Tuhan yang tidak ditulis seperti di kitab undang-undang Negara yang bisa rusak dan berubah. Perlu dipahami dan dimengerti, yang menjadi Hakim, Jaksa dan Panitera Pengadilan Ghaib itu tidak Tuhan, tapi yang berlaku adalah sifat kebijaksanaan, kekuasaan dan sifat adilnya Tuhan. Pengadilan ghaib itu bertempat di hati sanubari yang paling dalam setiap orang, walaupun sebenarnya pengadilan ghaib itu hanya satu seperti halnya Tuhan itu hanya satu yang menguasai seluruh alam, Tuhan yang maha mengetahui dan maha melihat, mengetahui semua perbuatan manusia setiap saat dan setiap waktu, yang dilakukan secara lahiriah dan batiniah, maka jalannya pengadilan ghaib beda dengan pengadilannya manusia yang harus mengupulkan bukti, diperiksa dan dicari bukti kesalahannya, cara kerja pengadilan ghaib tidak seperti itu, karena tidak ada tawar menawar dan hukumnya bersifat mutlak. Sebagai contoh perjalanan bumi mengitari matahari lewat garis ekuator atau garis edarnya tanpa keluar dari porosnya, sedangkan matahari dengan adil tetap menyinari dan meratakan daya panasnya ke jagad seisinya dengan kekuasaan Tuhan, seperti hal itu hukum alam atau pengadilan ghaib berjalan seperti perjalanan bumi yang tidak bisa dihentikan sama sekali oleh manusia karena sifat ketetapan hukuman  dengan menggunakkan kebijaksanaan, keadilan dan sifat kekuasaan Tuhan tanpa batas.
            Keputusan hukum aturan-aturan alam, atau pengadilan ghaib ada yang diterima dikehidupan sekarang dan ada yang masih digantung untuk diterima dalam kehidupan nantinya. Untuk itu manusia yang menerima hukuman yang masih digantung, harus sadar dan ingat perilakunya yang sudah terjadi, yaitu kehidupan yang lalu, maka banyak orang yang tidak mengerti sebab-sebab yang membuat menerima kesengsaraan dalam hidupnya. Untuk orang yang tidak mengerti dan tidak percaya hukum-hukum alam terus ragu-ragu dan tidak percaya akan keadilan Tuhan. Ini saya jelaskan secara garis besar pengadilan ghaib, atau pengadilan Tuhan.

Kalau sudah menyadari akan perilaku, ada tahap-tahap cara yang harus dilakukan untuk bertobat dengan didasari pengorbanan suci dan tidak akan mengulangi perbuatan jelak lagi, tahapnya adalah sebagai berikut:
  1. Bermacam-macam kesengsaraan yang sudah kemu terima, terimalah dengan rasa sadar dan iklas, dan wajib melakukan daya upaya menurut kemampuannya, ibarat orang sakit ya harus berusaha mencari obatnya.
  2. Semua dosa tebuslah dengan pengorbanan suci, yaitu dengan cara melakukan budi darma dengan sarana memberikan kebaikan dan menolong sesame makluk yang perlu ditolong menurut kemampuannya yang didasari rasa kasih dan sayang bukan karena mempunyai rasa pamrih. Pemberian kebajikan tidak semata-mata berujud harta benda saja, adakalanya dengan tenaga ataupun ide-ide atau fikiran, kalau perlu rela berkorban jiwa raganya dengan rasa iklas untuk mengentaskan kesengsaraan yang ditolongnya.
  3. Pasrah dengan kekuatan iman, yaitu sejatinya percaya kepada Sang Penebus Dosa dengan kesucian hati
  4. Didalam hati harus selalu minta ampun dan minta kuat menjalani pengadilan ghaib atau pengadilan Tuhan, perilakunya lebih baik lagi kalau disertai puasa atau prihatin dengan iklas.

Kalau bisa melakukan itu semua bisa diperumpamakan akan mengangkat barang yang beratnya 100 Kg, bisa dijinjing dengan ringan walaupun beratnya tidak berkurang, atau minum minuman dengan rasa pahit sekali, rasa pahit tidak terasa dilidah walaupun zat-zat yang mempunyai rasa pahit tidak hilang dan tetap pahitnya. Semacam ini terjadi karena pertolongan Tuhan dan mulai diberinya pengampunan dari Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar