Senin, 30 Desember 2013

HURUF JAWA ATAU HURUP JOWO



HURUF JAWA ATAU HURUP JOWO


            Banyak fersi yang mengungkapkan memaknai yang terkandung didalam huruf jawa, dan semua makna mengandung banyak kebenarannya karena memang mengandung makna yang sangat dalam, terkadang hanya orang-orang tertentu dan yang sudah terbuka batinnya saja yang mampu mendapatkannya, karena ini berhubungan erat dengat perjalanan spiritual yang pernah dialaminya. Huruf jawa dibagi menjadi empat bagian :

1.    Ho, no, co, ro, ko, yang berarti ono caroko atau ada utusan
2.    Do, to, so, wo, lo, yang berarti datan sawolo atau tidak ingkar atau setia
3.    Po, dho, jo, yo, nyo,  yang berarti podho joyonyo atau sama saktinya
4.    Mo, go, bo, tho, ngo, yang berarti monggo bothongo atau terserah jiwa raganya

Makna ini sangat dalam, dari yang pertama honocoroko yang berarti ada utusan, Tuhan membuat dialam semesta selalu berdampingan satu dengan yang lain saling berkaiatan, maka dibuat menjadi dua, laki-laki dan perempuan, siang dan malam, pagi dan sore, dikala siang ada matahari dan dikala malam ada bulan dan bintang, semua saling membutuhkan dan tidak bisa dipisahkan. Doto sowolo atau datan sawolo yang mempunyai makna tidak ingkang atau selalu patuh atau setia, seperti matahari dan bulan akan selalu bekerja secara terus menerus yang tidak ada hentinya, karena semua hidup didalam kehidupan, maksutnya hanya menjalani tugasnya sebagai makluk hidup yang selalu menjalankan tugasnya dari yang maha hidup, karena semua makluk ciptaan Tuhan itu hidup, hanya dimensinya saja yang berbeda dengan manusia, karena berbeda frekuensinya maka manusia sangat jarang mengetahui bahasa hidup yang ada dialam Karen masih ada banyak halangan dan hambatan yang menutup hati manusia, dikala hati sudah terbuka, maka orang akan tahu maknanya hidup yang sesungguhnya, ada hidup didalam hidup, ada air didalam air, ada tanah didalam tanah, ada api didalam api, ada udara didalam udara. Kenapa bisa begini, contohnya sebagai berikut, manusia sedah mencakup semua unsure tersebut, manusia hidup dengan menginjakkan kaki dibumi, makan dari dari sari patinya bumi yang terlah menjalani rantai kehidupan melalui tumbuhan, dan ia hidup dari unsure tanah dan tanah mencukupi seluruh hidup manusia, dari yang menumbuhkan tanaman, sampai menyediakan gas, minyak, air dan segalanya. Ada air didalam air, didalam tubuh manusia terdiri dari air sebagai media untuk mencukupi kebutuhan organ didalam tubuh, sehingga manusia bisa berkembang, selalu membawa dan mengedarkan zat-zat yang dibutuhkan organ, semua organ akan selalu berkaiatn dan saling menghidupi dengan yang lain, satu organ yang tidak normal akan mempengaruhi organ yang lain. Ada api didalam api yang saya maksut adalah sumber dari semangat atau spirit didalam tubuh manusia sebagai media untuk menjalani hidup yang dituangkan dalam rasa bahagia,  rindu, senang, bersemangat, marah, sedih, atau sebagai trigger atau pemicu munculnya rasa.  Udara didalam udara, manusia yang menghirup udara didalam alam raya akan masuk kedlam tubuh mebagai pendorong mempercepat proses hidup, aliran darah tidak akan cepat beredar kalau paru-parunya tidak terisi udara, udara akan dihisap dan dikeluarkan melalui saluran pernafasan keluar masuk akan mempengaruhi kinerja jantung untunk memompa sekaligus menarik darah kembali kejantung. Dari kata honocoroko dotosowolo artinya ono coroko dato sowolo maksutnya ada utusan yang tidak ingkar atau ada utusan yang sangat setia yang terdiri dua yang saling berkaitan yang mempunyai tugas sendiri-sendiri tanpa mencela dan mengalahkan satu dengan yang lain, seperti matahari dan bulan yang tidak akan menghimput satu dengan yang lain didalam garis orbitnya, sekarang yang banyak adalah manusia laki-laki dan perempuan yang tidak bisa menyelaraskan tugasnya dalam hidup, katanya sudah tidak ada kesepahaman atau tidak cocok, atau sudah berbeda. Tuhan memang membuat dua yang berbeda dengan adanya beda tersebut akan menimbulkan hasil, yang ada laki-laki atau perempuan saja maka tidak mungkin mempunyai hasil buah karya dengan campur Tuhan yang berupa keturunan, dengan dibuat berjodoh tersebut maka akan ada kehidupan yang selalu berputar, didalam tubuh ada pembulu arteri dan vena, yang keluar dari jantung dan yang masuk kedalam jantung, ada yang lahir dan ada yang mati, ada panas dan ada yang dingin, semua beda tetepi saling menghidupi dengan yang lain. Podhojoyonyo atau podo joyonyo yang mempunyai arti sama-sama saktinya, seperti siang tidak bisa mengalahkan malam atau malam mengalahkan siang, semua akan selalu silih berganti, dikala didunia banyak kerusakan maka Tuhan akan mengutus utusan membenahi kehidupan, orang jawa mengatakan sebagai ratu adil atau mesias dapat berupa seorang nabi, rosul, wali, pimpinan Negara yang bijaksana atau ketua RT yang sangat bijaksana. Kadang pemaknaan ini hanya pimpinan yang besar dan mempengaruhi dalam kehidupan yang luas, dan yang paling kecil tapi paling besar adalah pengaturan didalam manusia untuk menjalani hidup, dikala didalam jiwa raganya sudah adil maka akan mempengaruhi kehidupan diluarnya akan lebih baik, orang jawa menamakan ajur ajer sepadaning titah. Tidak aka nada gejolak, pertengkaran didalam rumah tangga, perkelahian masal atau perang antar Negara. Akan tetapi didalam kehidupan yang aman tentram akan muncul kehancuran ini harus terjadi karena siklus hidup harus demikian supaya dapat berlangsung lama, seperti pagi yang merangkat siang maka malam akan merangkak siang juga. Ketika Tuhan menciptakan malaikat izajil sebagai penggoda iman manusia maka Tuhan juga menciptakan malaikat jibril sebagai penyeimbangannya, kedua malaikan ini tidak berbenturan dengan perkelahiannya akan tetapi akan menjalani perintah tugas dari Tuhannya. Ketika malaikat izajil diberi tugas untuk menggoda manusia ia tidak mungkin mengingkari tugasnya berubah memberi wahyu karena tugasnya memang demikian, atau malaikat jibril akan sebaliknya, ini yang dinamakan dotosowolo podho joyonyo atau datan sawolo kang podho joyonya, artinya patuh dan sama-sama saktinya.  Baik tidak bisa mengalahkan buruk dan buruk tidak akan mengalahkan baik karena itu hanya proses hidup untuk meneruskan hidup supaya hidup, dikala sudah tidak ada keduanya maka akan menjadi mati. Ketika matahari dan bulan tau bumi dan isi jagat raya tidak berjalan digaris orbitnya atau sudah tidak ada pergantian maka akan hancurlah jagad seisinya, dikala didunia hanya ada laki-laki maka setelah laki-laki mati maka tidak akan lagi keturunan yang meneruskan atau sebaliknya. Kalau orang Bali menggambarkan dalam acara tarian barong dan leak, yang menggambarkan keburukan dan kebaikan yang tidak bisa mengalahkan satu dengan yang lain. Mogobothongo atau manggo bothongo, monggo yang berarti silahkan  dan bothongo yang berarti bathang,  bangkai atau jiwa raga, dalam pemaknaan dapat dikatan pasarah, iklas, orang jawa mengatakan tadah yang berarti bekerja tanpo pamrih didalam menjalani hidup. Akan tetapi sekarang sangat jarang sekali menemukan yang bisa sedemikian rupa, dengan Tuhannya saja menjalankan ibadah dengan mengharapkan surge, sedangkan dasar dari ibadah saja tidak dijalankan yaitu iklas, ini dapat digambarkan sebgai berikut, kita belajar didalam kelas, malas dan tidak bisa menyelesaikan soal dengan benar, selama satu tahun nilainya jelek maka guru tidak akan menaikkan kekelas selanjutnya. Didalam hidup akan sedemikian juga, dengan menjalankan perilaku yang baik yang berdasarkan rasa hidup maka dengan tidak usah protes maka Tuhan akan menempatkan diri kita ketempat yang lebih baik, perilaku kemarin adalah cerminan buah hasil sekarang, perilaku sekarang adalah buah hasilnya besuk, kalau kita dipenjara sekarang adalah menjalani hukuman perilaku kita yang telah kita jalankan, dan perilaku kita yang sekarang maka akan berakibat pada hasil yang akan datang. Dari pemaknaan terahir tadi semua perjalanan hidup dan perputaran hidup didalam jagad seisinya adalah kehendak Tuhan yang selalu memgatur dan menguasainya.

            Makna yang lain adalah sebagai berikut yang kita pecah menjadi per huruf, yang mempunyai perjalanan awal dan ahir dari segalanya :

1.    Ho : ingsun kang dumadi, purwo madyo, wasono, yang dimaksut sebelum adanya sesuatu yang ada adalah ingsung yang bersifat semuanya, sak durunge ono hono sing ono amung ono yang ingsun, ono alam alam awang uwung sing ono suwung yo sang ono yo ingsun. Yang saya maksut adalah sebagai berikut, sebelum adanya jagat seisinya dan makluk apapun yang ada adalah haya Tuhan, maka dalam spiritual ada pencarian masuk dalam alam suwung untuk mencari jatidiri, yaitu pencarian keTuhanan yang sebenarnya, dengan cara memperbaiki perilaku dan tatanan jiwa, karena dengan demikian hatinya yang jadi tempat naungan sang ono akan terbuka dan bisa menemukannya.
2.    No : Nitahake kang wenang nyipto lan ngrusak, yang artinya mewujutkan, atau menciptakan apa saja menjadi ada, Nitahake dadi ono.
3.    Co : cahyo maknane pepadang kang tanpo wates, artinya penerangan yang tidak ada batasnya, Tuhan member penerangan kepada semua makluknya tanpa membedakan apapun wujutnya, tanpa membedakan jender, suku agama atau warna kulit, karena bersifat adil, sampai babi, anjing, semut gajah, bumi, planet semua mendapatkannya, sebagai contoh ada orang berbeda agama yang bersama-sama ditengah lapangan, Tuhan tidak akan memilih salah satu diberi awan diatasnya supaya teduh dan yang lain menjadi kepanasan, semua akan mendapat kebagian yang sama, yang mempunyai pemahaman yang berbeda karena manusia sudah member sekat dan mengotak-kotakkan sendiri yang ahirnya merasa benar dan menang sendiri, sedangkan alam bersifat murni dan tidak akan membedakan satu dengan yang lain, garam sejak dulu rasanya asin, kalau dimakan bersama orang Cina, Arab, India, Inggris, Indonesia sama rasanya akan tetapi beda bahasa verbalnya akan tetapi bahasa rasanya akan sama.
4.    Ro : Roso yang artinya rasa, rasa ini sangat adil dan tidak memihak, kalau merah ya merah dan tidak akan menjadi putih, orang yang selalu mengikuti rasanya akan menjalani hidup lebih lurus, orang jawa mengatakan kalau ingin mengetahui makna hidup harus dengan cara Ngadep urip nunggang roso, kita akan mengetahui makna hidup dan kehidupan dengan cara mengedepankan rasa, Tuhan tidak bisa dilihat, di cium, di raba atau dirasakan seperti angin, kalau angin masih bisa dirasakan alirannya, tetapi Tuhan tidak bisa demikian, karena hanya bisa dirasakan didalam hati. Maka harus mengedepankan andhisekake roso ojo andhisekake karep.
5.    Ko : karso artinya karep atau keinginan
6.    Do : dumadi yang berarti menjadi wujut
7.    To : titising sabdo artinya terjadinya ucapan, atau menjadi ujud karena ucapan
8.    So : saliring roso, yoiku sipat ono tan ono wiwite, yang dimaksut mempunyai sifat sesuatu akan tetapi tidak ada awalannya
9.    Wo : wandyo, kang ateges wahono kang winandyo utowo kedaden kang tan winates, maksutnya kejadian kehidupan yang berulang-ulang terus, maka hidup selalu bulat, akan mencapai titik kembali.
10. Lo : laksono, tumindak yang artinya dilakukan atau menjalankan tugas
11. Po : pandyo utowo wadah, papan yang artinya tempat, manusia hidup membutuhkan tempat, mau menurunkan keturunan membutuhkan tempat yaitu rahim, mau tidak kehujanan membutuhkan rumah sebagai tempat bernaung, mau menjalani hidup didunia membutuhkan raga untuk memperagakan gerakan hidup, ini dikatakan curigo kang manjing sakjeroning warongko, ketika Tuhan meniupkan ruh ke dalam raga maka baru akan ada denyut kehidupan, seperti wayang kulit yang digerakkan oleh sang dalang.
12. Dho : Dhawuhing kang murbo artinya perintah yang menguasai
13. Jo : jagad artinya alam seisinya
14. Yo : yekti, sejati, jujur, noto, ora goroh artinya nyata, jujur dan tidak bohong, jadi apa adanya.
15. Nyo : Nyawji, manunggal kalau orang arab mengatakan tauhid yang mempunyai makna menjadi satu, di jawa terkenal dengan manunggaling kawulo gusti, kemanunggalan manusia dengan rasa ketuhanannya, gusti dari kata bagusing ati atau bagus-bagusnya hati, kalau kita hidup sudah manunggal dengan sebagus-bagusnya hati atau menjalankan sebaik-baiknya hati maka hidup kita akan menjadi benar dan tidak melenceng dari aturan ketuhanan atau wewalering urip.
16. Mo : maremane artinya kesuksesan tau nilai puncak
17. Go : gantyo, rubah artinya berubah
18. Bo : binuko, diweruhi artinya terbuka akan segala hal dari yang bersifat rahasia dan masih dalam kesamaran., ini pemaknaan manusia yang sudah menemukan kejatening urip tau menemukan makna hidup yang sebenarnya
19. Tho : thukul, tuwuh, luwar soko asal, yang bermakna tumbuh atau bersemi keluar dari asal, dikala penutup hati sudah terbuka, dari penutupnya yaitu dari sifat-sifat jelek iri, dengki, keangkara murkaan, ragu-ragu, was-was yang pada dasarnya tidak hening atau menjalankan semestinya sudah dapat dihilangkan maka mulai tumbuh kesadarannya, ini dapat digambarkan sang bima yang bisa merobek mulut naga yang melilit raganya, naga dari kata nogo atau ulo yang berarti olo tau jelek, ketika besa menghilangkan kejelekan dari jiwa raganya maka mulai tumbuh rasa hidup karena mendapatkan cahaya yang tidak ada batasnya, cahyo kang tan winates.
20. Ngo : ngangkoso, ngawiyat, mabur artinya terbang, pemaknaanya adalah ketika orang sudah terbuka hatinya dan mendapatkan pencerahan maka ia akan terbebas dan bisa menjalani hidup dengan baik, seperti halnya kupu-kupu yang keluar dari kepompong, ketika sudah masuk dalam alam suwung yang tidak tahu arahnya, ini digambarkan ulat yang berada didalam kepompong yang sudah meninggalkan semua kejelekan yang masuk dalam alam suwung atau gelap gulita yang tidak tahu arah dan tujuan maka dengan kepasrahan yang sudah mengerucut Tuhan akan member jalan yang lebih baik, yaitu menjadi kupu-kupu. Seperti halnya manusia yang sudah mengerucut tujuan hidupnya maka akan ada titik puncak menemukan jati diri yang sesungguhnya.yaitu Tuhan yang satu.