Jumat, 26 April 2013

NENG NING NUNG



NENG NING NUNG



Dalam masyarakat jawa banyak dikenal banyak kiasan-kiasan yang mempunyai makna sangat dalam, biasanya diutarakan berhubungan dalam penyampaian ajaran kejawen. Budaya jawa bersinergi dengan filsafat, pada dasarnya kepercayaan sangat berhubungan erat dengan pencarian jati diri, dimana orang jawa harus melakukan laku atau melaksanakan prihatin, prihatin dari kata perih ing ati atau ati yang perih. Dalam laku ada beberapa laku, contohnya adalah :
  1. Mandi besar, secara lahiriah membersihkan badan tapi pada hakikatnya membersihkan jiwa dan raganya.
  2. Puasa mutih, biasanya dilakukan dengan cara makan nasi putih tanpa laut dan harus hambar tanpa lauk, minumnya air bening atau tawar, hakekatnya makan dan minum yang dimasukkan ke badan sesuatu yang serba bersih dan netral, kalau dijabarkan dalam pergaulan makan dan minum dari hasil kerja yang benar atau halal tanpa merugikan orang lain, dari hasil mencuri atau menipu.
  3. Puasa ngrowot : dilakukan dengan mengkonsumsi makanan hasil dari dalam tanah, contohnya ubi, ketela pohon, tales atau yang lainnya, yang penting berbuah didalam tanah. ini mempunyai makna manusia supaya membuka diri, mau mengoreksi pribadi untuk memunculkan jatidirinya yang sebenarnya.
  4. Puasa ngalong, biasanya makanan yang dikonsumsi berupa buah-buahan, maknanya adalah orang jawa memetik hasil perbuatannya berdasarkan karma yang diterimanya, ora keno ngge-ngge mongso atau memetik hasil dengan terburu-buru, makna didalamya terkandung rasa iklas kuat dan menerima apa adanya. semuanya pasti ada waktu yang tepat untuk mengambil hasilnya.
  5. Puasa pendem : pendem berarti ditanam, sebenarnya yang dikubur dalam-dalam adalah perbuatan yang berdasarkan mengikuti hawa nafsu.
  6. Puasa nglowong : tata caranya tidak boleh makan dan minum sama sekali selama menjalani laku tapi masih diperbolehkan berpergian, ini bermakna untuk mengurangi hawa nafsunya didalam lingkup masyarakat.
  7. Pati geni : dilakukan dengan cara berpuasa tidak makan minum, tidak tidur, dan tidak bolek menghidupkan lampu dan tidak boleh keluar rumah, maknanya : perilaku manusia harus sudah secara total mematikan pancaindranya. dan masuk kedalam alam suwung atau hampa. Urip sakjroning mati lan mati sakjroning urip hidup didalam mati, mati didalam hidup itu puncak dari lelaku orang jawa.

Tahap-tahap laku spiritual diatas masih bisa dibulatkan menjadi intisari laku, yaitu berperilaku dengan dasar budi pekerti yang luhur. Laku yang diatas cuma sekedar tahap seremonial untuk mencapai tahap rasa yang dalam, tapi didalam perkembangan jaman semua harus mengikuti arus jaman tanpa menghilangkan kaidah-kaidah laku, tapi dikembangkan dalam perilaku sehari-hari berdasarkan filosofi laku tersebut. Pada intinya semua dikembalikan kedalam hati , dihati ada rasa, dan dirasa ada Hyang hidup yaitu Tuhan. Orang berperilaku berdasarkan rasa hati sanubari yang paling dalam adalah manusia yang diberi petunjuk dan dibimbing dijalan Tuhan.

Neng Ning Nung atau meneng, wening, dumunung suwung, artinya adalah Diam, bening atau jernih, ditempati hampa. Ini adalah proses tertinggi orang untuk mencapai totalitas keyakinan yang hakiki kepada Tuhan. "Neng" dari kata meneng yang berarti diam, dalam hal ini yang disuruh diam adalah angan-angan dan daya fikirnya harus diam, setelah itu akan mencapai tahap "Ning" atau wening yang bermakna bening atau jernih. orang bisa mencapai jernih dikala kotoran dialam fikir sudah larut dan mengendap kebawah, yang ahirnya dapat pencerahan tahu salah dan benar. Setelah tahap ini masuk tahap "Nung" atau dumunung, artinya tertata atau menempati sesuatu yang sudah selaras, karena sudah mencapai keselarasan otomatis yang bekerja adalah rasa sejati, rasa sejati berhubungan dengan Tuhan di alam suwung atau kosong. Didalam kekosongan ini seseorang baru bisa menerima petunjuk langsung dari Tuhan melalui rasa sejatinya, kalau dialam kosong masih melihat sinar ataupun makluk berarti buka suwung sejati tapi masuk kealam godaan, atau alam ghaib makluk halus, karena Tuhan itu tidak bisa dilihat dibahui atau yang lain, bisanya tahu dengan menggunakkan rasa sejatinya.



1 komentar:

  1. Pati geni hampir sama dengan ritual nyepi umat hindu di bali..

    BalasHapus