Senin, 29 April 2013

BERASAL DARI ALLAH KEMBALI KE ALLAH



BERASAL DARI ALLAH KEMBALI KE ALLAH


            Perlu dimegerti, kalau hidup kita (roh Suci) itu berasal dari Allah dan akan kembali ke Allah, atau dikatakan datangnya dari hidup akan kembali ke hidup, dan sebenarnya hidup itu SATU yang sudah manunggal dengan kita di pusatnya hidup yang meliputi semua sifat hidup dan alam seisinya.
Asalnya roh yaitu timbulnya Hidup, itu suci, makanya kembali ke Allah sumber hidup sebagai mata airnya kesucian ya harus suci kembali, sedangkan yang membuat kotor kesucian roh itu ya perilaku angan-angan atau fikiran yang jadi cangkokannya roh, ini yang membuat rasa asmara yang menggebu-gebu ke keadaan duniawi yang tidak abadi ini, akhirnya membuat lupa daratan dan tidak ingin kembali ke Allah asalnya Roh suci. Ibaratnya seperti terjadinya mendung dari uap air karena energy panas matahari, selama mendung belum luluh karena matahari dan kena energy  angin, selamanya mendung itu belum bisa kembali menjadi air seperti semula.
Proses kembali atau manunggaling roh suci ke Allah itu seperti air hujan yang menetes di samudra dan menjadi satu dengan samudra lagi, abadi keadaannya yang tidak bisa diterangkan dengan kata-kata tentang ketentraman dan kemuliaanya.
            Sedangkan roh atau jiwa yang kurang suci, yaitu yang belum bisa menghilangkan belenggu dari angan-angan atau fikiran yang menjadi cangkok atau pakaiannya jiwa, yang terlalu larut dalam asmara keduniawian, setelah keluar dari badan jasmani tidak bisa kembali ke asalnya roh, tapi berhenti di Alam Antara yang di sebut Alam kafiruna atau di alam kegelapan, yang bersemayam di jiwa-jiwa yang lupa akan asal muasalnya hidup, yaitu lupa terhadap Allah. Keadaannya seperti orang tidur yang bermimpi macam-macam beraneka ragam dan berganti-ganti  kesengsaraan yang dirasakan didalam mimpi, ini disebut alam antara menurut apa yang dimimpikan dan yang diinginkan selalu terlihat dipelupuk mata. Hilangnya kesengsaraan didalam mimpi jika yang tertidur atau orang yang lupa terus bangun, maksudnya jiwa yang mulai sadar dan ingat ke Allah, diawal dari itu Allah menurunkan lagi di kehidupan dunia lantaran kuasa dan sayangnya Allah, supaya bersih-bersih atau sesuci sebelumnya tidur atau mati.
Kelonggaran untuk mensuci itu dari ampunannya Allah sampai 7 tahapan, yaitu roh atau jiwa yang belum suci diturunkan lagi dikehidupan dunia, kebanyakan sampai taraf 7 kehidupan. Untuk itu jangan sampai mengalami kesengsaraan hidup perlu dijaga perilaku berdasarkan budi pekerti yang luhur berdasarkan perilaku yang mulia. Dan jangan sampai mengalami kesengsaraan yang berulang-ulang.
Berpedoman petunjuk wejangan sang guru sejati kalau gusti yang maha tunggal itu sejatinya sudah menunggal dengan kita, yang bersemayam di hati yang suci di pusatnya hidup, jadi kembali atau menunggal ke Allah itu tidak hanya nanti kalau kita mati, selagi sekarang bisa manunggal  denganNya, jika bisa menjalankan tingkah laku dan syarat-syaratnya, yaitu membebaskan dari segala belenggu yang menjadi penghalangnya panunggal, contohnya perilaku yang berlebih lebihan, terlalu senang terlalu sedih, sombong, iri drengki dan lainnya yang bisa menutupi kata hati, karena yang menunggal sejati adalah rasa sejatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar