Sabtu, 27 April 2013

GUMELARING DUMADI



GUMELARING DUMADI
( ASAL USUL KEJADIAN )


            Secara ilmu batin mungkin ada perbedaan pokok dengan seorang ilmuwan yang meneliti asal muasal terjadinya alam, dalam metologi jawa dapat dikatakan sakdurunge ono luwih disek hono, maksudnya sebelum terjadinya ada, ada dulu yaitu suwung, suwung yang dimaksud adalah Allah atau Tuhan semata, sebelum terjadinya jagad seisinya yang lebih dulu ada adalah yang menciptakan alam, dikatakan suwung atau kosong karena sifat Tuhan yang tidak bisa dilihat dengan panca indra, tetapi bisa dirasakan kuasanya. Seperti halnya angin tidak bisa dilihat menggunakkan alat indera tapi bisa dirasakan keberadaannya, berupa tiupannya atau bau yang dibawa walaupun  tidak satu unsur, tapi Tuhan tidak berbau juga tidak tahu keberadaan maupun sifat perbuatannya, karena sudah menyelubungi atau merasuki semua sendi kehidupan, lebih terkenalnya sifat-sifatnya sudah menyatu dalam sifat makluknya, seperti halnya seorang dalang wayang kulit, Tuhan adalah dalangnya  yang bisa menggerakkan wayangnya, sedangkan manusia dan jagad adalah obyek yang digerakkan sang dalang. Dalam hal ini maka manusia bisa dikatakan tidak punya apa-apa, kalau Tuhan berkehendak sesuatu yang kita miliki dengan sekejab mata bisa diambil atau diputar balikan dengan mudah.
 Jagad awalnya dari Tuhan yang maha kuasa, proses terjadinya alam terdiri dari beberapa unsur, yaitu suasana, api, air dan bumi. 

Terjadinya manusia
 Sedangkan manusia terjadinya dari tri puruso yang dirangkaikan 4 unsur, yaitu suasana, api, air, tanah, kemudian diciptakan menjadi awal kasar dan halus atau lahir dan batin.
Cahayanya Tri Puruso membuat refleksi dari angan-angan yang menjadi wakil Tri Puruso untuk memerintah unsur persaudaraannya, yang dinamakan nafsu. Awal dari 4 unsur tadi menjadi terjadinya nafsu 4 perkara, yaitu :
  1. Luamawah, ini dari unsure bumi, disinari dengan warna ungu (violet), yang keberadaannya didalam daging. Mempunyai sifat : drengki, culas, ambisius, malas, tidak tahu kebenaran, tapi kalau sudah bisa menaklukkan akan menjadi dasarnya kekuatan iman yang luar biasa, dan sifatnya menjadi sabar dan penyayang.
  2. Amarah, ini dari unsure api, disinari dengan warna merah, tempatnya didalam darah, mempunyai sifat : bersemangat, kagetan, bernafsu, marah-marah, menang sendiri, ini juga jadi jalan unsure lainnya dari kejelekan dan kebaikan, yang sangat berhubungan dengan daya cipta, atau keinginan yang harus dilakukan.
  3. Sufiah, ini dari unsure air, disinari dengan warna kuning, bertempat di sunsum dan tulang belulang. Mempunyai sifat mengadakan cita-cita atau keinginan, cipta, cinta atau trenyuh. Ini adlah dasar dari angan-angan.
  4. Mutmainah, ini dari unsure suasana, disinari dengan warna putih, yang bertempat tinggal di nafas, mempunyai sifat terang, suci, berbakti, kasih sayang.
Dari keempat unsur tersebut masih dilenkapi satu unsur, yaitu angan-angan satu yang bersifat tiga, yaitu daya cipta, nalar atau logika dan pengertian atau ilmu, yang  mempunyai kekuatan disebut :
  1. Pangaribowo, ini dari kekuatan cipta,
  2. Prabowo, ini dari kekuatan nalar
  3. Kemayan ini dari kekuatan pengertian atau ilmu.
Unsure-unsur tersebut sebenarnya hanya berujud cahaya yang mempunyai sifat sendiri-sendiri, yang dalam penciptaannya bersamaan ketika roh suci diturunkan didalam rahim. Sifat manusia terjadi berbeda-beda karena banyak unsur yang mempengaruhi, dari sifat keturunan atau GEN, cahaya surga atau yang cenderung dari kekuatan unsur yang menguati terjadinya penciptaan manusia. Angan-angan sangat dominan yang akan menjadi aku-nya manusia yang diberi kuasa Tuhan untuk memerintah hawa nafsu.
            Kalau 4 nafsu sudah jadi ditaklukkan, angan-angannya akan mudah larut menjadi satu didalam hati sanubari manusia, atau 7 unsur tersebut  sudah bisa rukun maka akan menuruti segala perintah manusia sejati atau roh suci, maka timbul  kekuatan yang luar biasa dijalan yang baik yaitu :
  1. Luawamah kan menjadi dasar kesentosaan
  2. Amarah mempunyai sifat kebajikan
  3. Sufiah menjadi jalannya keinginan atau daya cipta
  4. Mutmainah yang sempurna kesuciannya akan mempengaruhi kebaktiannya kepada Tuhan
  5. Angan-angan akan menjadi daya cipta yang luhur, akal budi akan menjadi jernih, yang akhirnya dapat berperilaku dengan dasar berbudi pekerti yang luhur dan utama.

Terjadinya hewan
Terjadinya hewan dari roh suci yang dilengkapi dengan 3 unsur kasar dan halus, yaitu swasana, api, dan bumi. Hewan tidak diberi panutan atau guru sejati. Indranya ya hanya 3 warna, yaitu penciuman, pengklihatan dan pendengaran, juga mempunyai rasa hidup tapi berdasarkan dari naluri dan perilaku kesehariannya.

Terjadinya tumbuh-tumbuhan
Tumbuhan tercipta dari daya jagad besar yaitu ketika bumi sudah terjadi, jiwanya tidak dari roh suci. Terjadinya dari dua unsure,yaitu air dan bumi yang diberi daya dari unsure suasana dan api.

Terjadinya dewa dan makluk halus
Kejadian dewa dan makluk halus dari unsure api, yang diciptakan bersamaan adanya jagad seisinya, jiwanya terjadi dari dari kekuasaan Tuhan, ini dari bayangan suksma kawekas yang dilengkapi dengan unsure api, jadi tidak bisa dilihat dengan panca indra, jadi jiwanya para dewa dan makluk halus tersebut tanpa roh suci dan tanpa guru sejati. Dewa dan makluk halus alamnya sudah sangat beda, jadi bisa menempati dimana saja menurut kehendaknya sendiri, Dewa yang derajatnya tinggi akan mempunyai wilayah kekuasaan yang besar, kadang sampai mengaku menjadi Tuhan, tapi sebenarnya manusia yang dekat dengan Tuhan, atau dengan mahasa mudahnya manusia yang sangat yakin dan mengakui Tuhan adalah yang maha satu, kekuatannya lebih besar dari dewa atau makluk halus lainnya. Semua tergantung dari kadar keimanannya, para dewa mempunyai lapis-lapisan kederajatan, yaitu :

  1. Luhur, ditahap 7
  2. Duta atau utusan
  3. Wiseso atau memerintah
  4. Hayu atau rahayu
  5. Kuasa atau berkuasa
  6. Dana atau penyantun
  7. Pada , atau tonggak

Walaupun dewa mempunyai derajat yang tinggi dan mempunyai kekuasaan yang besar, tapi masih dalam perintahnya Tuhan, untuk itu harus berhati-hati dan jadi peringatan, manusia yang lupa terhadap Tuhan bisa tertarik dalam kekuasaan para Dewa, karena dewa sendiri juga mempunyai watak yang baik dan watak yang jelek yang karena kekuasaannya bisa menyeret manusia kedalam perintahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar