Jumat, 13 September 2013

satrio piningit



SATRIO PININGIT



            Kata satrio piningin ini sudah ada berabad-abad yang lalu dan kita selalu mendiskusikan dari tahun ketahun, dari kata satrio yang berarti seorang kasatria dan piningit yang  berarti tersembunyi, atau yang tersimpan.  Sedangkan seseorang bisa dikatakan sebagai seorang harus mempunyai watak seorang kasatria sebagai berikut :


  1. Selalu membela kebenaran
  2. Bisa berbuat adil
  3. Berani, Bijaksana dan Bertanggung jawab
  4. Selalu membela berdasarkan kebenaran norma-norma hidup tanpa memandang status ataupun golongan tertentu
  5. Dia merasa tidak menjadi satria piningit tapi orang yang menganggap menjadi satrio piningitnya.
  6. Bidi pekerti dan perilakunya selalu terjaga karena selalu sadar akan kebenaran berdasarkan Ketuhanan
  7. Selalu mengerjakan tugas sampai selesai dan sifat-sifat lainnya yang baik

Dalam konteks kehidupan sehari-hari ini menjadi bahan untuk menarik suatu partai politik atau golongan tertentu yang digunakkan untuk menguatkan pencitraan yang akan digunakkan untuk menguatkan pamor tertentu, banyak yang disalah gunakan hanya untuk kepentingan tertentu.  Menurut saya ini kurang tepat. Tuhan menciptakan semua makluknya dengan berpasangan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, dikala suatu tempat banyak keangkara murkaan maka disitu Tuhan akan memunculkan seorang yang bisa menyelesaikan dengan sebaik baiknya dengan berdasarkan keadilan dan kebenaran, karena sifatnya tersembunyi dan keluar bisa menyelesaikan masalah dikatakan satrio piningit, jadi dari era jaman ke jaman akan selalu ada dan tidak ada kata satrio yang terakir atau seorang yang sangat dikultuskan dengan dalih menjadi utusan Tuhan yang terahkir, satrio piningit bisa juga dikatakan wali, mesias ataupun ratu adil. 

Jadi pada intinya satrio piningit akan muncul dikala banyak masalah dan keangkara murkaan yang diutus Tuhan untuk membenahi dan membangun norma-norma kehiupan lagi yang dilakukan dengan tanggung jawab berdasarkan kebenaran dan keadilan untuk menstabilkan atau menyeimbangkan kehidupan, karena kalau sudah ada ketimpangan maka akan terjadi kehancuran, dikala terlalu banyak yang baik akan banyak orang yang terlena menara baik dan akan menuju kejalan yang tidak benar tanpa disengaja karena sangat terlalu halus caranya, kadang paham keyakinan dan kepercayaan yang akan dijadikan ajang atau kendaraannya, untuk member peringatan maka akan muncul yang tidak baik dan bahkan sangat tidak baik, akhirnya keseimbangan daya fiker orang akan muncul kembali mencari jalan kebenaran. Tidak ada satrio piningit mengikrarkan dan orang disuruh untuk mengakui dia sebagai satrio piningit, sebagai contoh yang sangat sederhana, ada seorang yang berpergian jauh mengalami kesesatan ia bertanya kepada orang untuk mencari alamat yang ia tuju, orang yang member petunjuk jalan dengan benar dan apa adanya bisa dikatakan sebagai satrio piningit yang bisa memecahkan masalah, yang menolong tidak mungkin akan berikrar ia sebagi satrio piningitnya, tapi yang mengakui satrio piningit adalah orang yang pernah ditolongnya, seandainya tidak ada dia mungkin saya tidak ketemu alamat yang saya cari atau ungkapan apasaja yang menguatkan akan penolongnya, kadang orang sangat terlalu mengagung-agungkan kata satrio piningit, akhirnya yang dibenak fikirannya kata atau harapan yang sangat muluk-muluk. Karena sangat terlalu mengagungkan kata tersebut, ia sangat terhipnotis dan terpengaruh kata tersebut sehingga akal sehatnya akan hilang, yang akhirnya mudah diperdayakan untuk tujuan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar