Rabu, 18 September 2013

BAHASA ALAM



BAHASA ALAM




Dalam kehidupan banyak bahasa yang digunakkan manusia untuk mempermudah berkomunikasi, saling membangi pengetahuan juga saling berhubungan untuk mempermudah sehari-hari.

Bahasa dapat dibagikan jadi beberapa :
1.    Bahasa verbal yang diucapkan sehari hari
2.    Bahasa isyarat yang digunakkan untuk orang dalam kelainan, tapi banyak bahasa isyarat yang digunakkan dengan cara-cara tertentu yang berhubungan dengan perkembangan teknologi, misalnya jaman dahulu mengirimkan kawat dengan morse, yang moderen sekarang bahasa dengan menggunakkan bilangan biner yang digunakkan untuk dasar dari bahasa pemrograman computer
3.    Bahasa gerak mimic dan tubuh

Dari berbagai macam tersebut ada bahasa yang digunakkan oleh orang-orang tertentu yang tekun mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Saya menyebutkan dengan nama bahasa alam, bahasa alam ini dapat didengar bukan dengan telinga manusia akan tetapi dengan rasa yang jernih, sedangkan rasa bisa jernih apabila kita bisa menyamakan frekuensi kita dengan yang lain, karena apabila diluar frekuensi tersebut tentu saja kita tidak akan bisa menangkap informasinya, seperti halnya kita menala siaran radio apabila kita tidak tepat dalam mengatur frekuensinya yang terdengar mungkin bunyi nging-nging atau suara berisik, ini disebabkan penalaannya tidak tepat, apabila sudah diatur dengan tepat maka kita akan mendengar suaranya dengan jelas.

Sebagai contoh kita memelihara anjing atau kucing, kalau kita tahu gerak gerik binatang tersebut sehari-hari maka sewaktu binatang itu merengek minta makan atau sakit kita tidak mengetahuinya.  Dalam supranatural dapat dipilah-pilah menjadi beberapa frekuensi untuk bisa menangkap sinyal-sinyal alam dengan cara mengatur gelombang otak kita, dapat kami uraikan sebagai berikut :
1.    Gelombang otak beta (14-100Hz), dalam keadaan ini yang terjadi adalah kognitis, analitis, logika, otak kiri yang bekerja, berkonsentrasi, memilah, berprasangka, pikiran sadar, aktif, cemas, waswas, kawatir, stress dan lain sebagainya, pada dalam situasi ini dalam frekuensi ini seseorang sedang dalam keadaan sadar atau terjaga penuh dan didominasi oleh logika, ketika otak kiri sangat aktif maka akan mengeluarkan gelombang tinggi yang merangsang otak mengeluarkan hormone kartisol dan norefinefrin yang menyebabkan cemas, kawatir, marah, stress, akibat buruknya adalah ketika ini sering aktif akanmenyebabkan mudah terserang penyakit.
2.    Gelombang alfa (8-13,9Hz). Inilah ketenangan yang kita cari, orang akan cenderung nyaman, santai suka melamun dan berkayal, kondisi ini merupakan pintu masuk ke perasaan bawah sadar sehingga otak akan bekerja lebih optimal, apabila tidak bisa mengatur dalam keadaan ini jangan mengharap akan masuk perasaan bawah sadar, pada anak balita biasanya dalam kondisi ini sehingga anak biasanya akan sangat peka dan menyerap informasi secara cepat. Dalam kondisi ini otak memproduksi hormone serotonin dan endorphin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman, tenang dan bahagia, hormone ini membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil dan kapasitas indra kita menjadi meningkat.
3.    Gelombang Teta (4-7,9 Hz). Pancaran frekuensi ini menunjukkan seseorang sedang dalam kondisi mimpi, pikiran menjadi sangat kreatif dan inspiratif, kusyuk, relaks yang sangat dalam, iklas dan sangat hening, indra keenam akan muncul. Ini semua karena otak mengeluarkan hormone melatonin, catecholamine dan AVP (arginine-vasopressin)
4.    Gelombang Delta (0,1-3,9 Hz).  Frekuensi terendah ini memancar ketika seseorang tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tak merasakan badan, tidak berfikir, pada gelombang ini otak akan mengeluarkan HGH (human growt hormone atau hormone pertumbuhan) yang bisa membuat tubuh awet muda. Jika seseorang bisa tidur dalam keadaan delta yang setabil dan kwalitas tidurnya tinggi meskipun hanya beberapa menit, ia akan bangun dengan tetap merasa segar.

Dari bermacam-macam tahap tersebut kita akan tertata dan peka biasanya dibarengi pengalan mengolah rasa yang berbagai macam, seperti kita banyak melakukan percobaan-percobaan,semakin banyak percobaannya akan ketemu titik-titik tertentu apa yang kita butuhkan. Jadi kita akan mencari keheningan yang sebenarnya, sedangkan orang bisa hening harus ditunjang dari beberapa factor kehidupan yang akan sangat mempengaruhi mengolah rasa, tidak mungki orang dalam keadaan kalut banyak masalah akan menemukan keheningan, jadi harus diseimbangkan antara lahir dan batinnya, semakin masalah banyak terpecahkan akan sangat menunjang proses pencapaian hening. 

Bahasa rasa sangat berhubungan dengan bahasa alam, kita akan mengetahui bahasa alam dengan cara peka dan harus sering mengamati alam, orang akan tahu disuatu tempat ada penunggunya atau ada berbagai macam mutiara, pusaka, harta karun atau mustika ketika kita menyatukan atau menyamakan frekuensi dengan alam.  Itu baru tahap terbukanya indera ke enam, tapi kalu sudah mencapai mati dalam hidup atau hidup dalam mati bahasa rasa itu akan muncul, sehingga kita bisa menerima dawuhing Gusti, dengan rasa tidak membedakan bahasa warna kulit atau bangsa apa dengan bahasa yang berbeda, beda bahasa tapi kalau rasanya sampai maka akan sama rasanya, sebagai contoh ada orang Amerika, China, Afrika, India, Arab, Jawa, Kalimantan, Irian yang sedang minum kopi dalam satu teko yang sama, semua orang otomatis akan merasakan sama-sama minum kopi, tapi kalau diutarakan dengan bahasa lisan maka akan beda ucapannya, akan tetapi sama rasanya. Seperti halnya orang akan yakin kepada Tuhan, juga akan demikia, beda ucapannya tapi yang di tuju sama arahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar