PENGADILAN
GHAIB
Didalam hidup manusia akan menemui segala macam
kejadian-kejadian yang beraneka ragam, yang menimbulkan rasa sedih senang, sengsara
bahagia, kaya miskin atau yang lainnya. Segala perilaku manusia akan
diperhitungkan semuanya, baik dan jeleknya semua akan diadili, ini berguna
untuk menjaga keseimbangan alam, atau yang dimaksud adil. Dua unsur mempunyai sifat berbeda tapi saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, untuk itu diusahakan supaya beeperilaku
dijalan yang benar.
Tuhan memberikan segala
fasilitas kepada manusia supaya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, boleh
berbuat baik atau berbuat jelek tapi semua akan menerima balasan dari hasil
perbuatannya, untuk itu aturan-aturan hidup ada sebagai pengatur dan sebagai
pengadilan, aturan-aturan itu tidak tertulis dibuku atau dikitab-kitab, tapi
tertulis dialam, kami sebut hukum alam, hukum alam yang hakimnya tidak
bisa disogok dengan uang, hukum akan diperingan apabila pelakunya bertobat dan
tidak melakukan kesalahan lagi. Pengadilan ini mengadili perbuatan manusia, dalam
istilah siapa yang menabur angin akan menuai badai.
Pitutur jawa ada sebutan “ndisikno
roso ojo ndisikake karep” yang berarti dahulukan rasa jangan mendahulukan
angan-angan. Rasa berhubungan dengan sang guru sejati yang akan menunjukkan
jalan yang benar, tapi dalam pencapaian rasa sejati harus melampaui tempaan kehidupan yang bermacam-macam dengan
sadar dan sabar, karena Tuhan menyayangi orang yang sabar, seperti halnya
mengambil hikmah dibalik kejadian hidup , ketika orang minum jamu, baru tahu
manfaatnya setelah meminumnya, atau dibalik orang makan sambal baru tahu
hikmahnya setelah makan sambal, jadi semua hukum sebab akibat akan selalu ada
dan selalu beriringan satu dengan yang lain. Dalam tahap ini wajib menggunakkan
rasa pangrasa yang halus, jangan menggunakkan alam fikiran seperti di bangku
sekolah, karena ini sudah masuk sekolah alam, kita dihadapkan dengan kenyataan
hidup dan langsung praktek, tidak menggunakkan teori yang berbelit-belit,
ketabahan dan kesabaran adalah kunci utamanya. Selama menjalani sekolah rasa
ini semakin banyak keberhasilan, maka akan semakin menemukan hakekat rasa sejati,
kalau selama sekolah rasa sering bolos dan mengingkari hati nurani maka tidak
mungkin ada kemajuan didalam kejiwaannya.
LETAK
PENGADILAN GHAIB.
Aturan-aturan abadi adalah
sifat keadilan Tuhan yang tidak ditulis seperti di kitab undang-undang Negara yang bisa
rusak dan berubah. Perlu dipahami dan dimengerti, yang menjadi Hakim, Jaksa dan
Panitera Pengadilan Ghaib itu tidak Tuhan, tapi yang berlaku adalah sifat
kebijaksanaan, kekuasaan dan sifat adilnya Tuhan. Pengadilan ghaib itu
bertempat di hati sanubari yang paling dalam setiap orang, walaupun sebenarnya
pengadilan ghaib itu hanya satu seperti halnya Tuhan itu hanya satu yang
menguasai seluruh alam, Tuhan yang maha mengetahui dan maha melihat, mengetahui
semua perbuatan manusia setiap saat dan setiap waktu, yang dilakukan secara
lahiriah dan batiniah, maka jalannya pengadilan ghaib beda dengan pengadilannya
manusia yang harus mengupulkan bukti, diperiksa dan dicari bukti kesalahannya,
cara kerja pengadilan ghaib tidak seperti itu, karena tidak ada tawar menawar
dan hukumnya bersifat mutlak. Sebagai contoh perjalanan bumi mengitari matahari
lewat garis ekuator atau garis edarnya tanpa keluar dari porosnya, sedangkan
matahari dengan adil tetap menyinari dan meratakan daya panasnya ke jagad
seisinya dengan kekuasaan Tuhan, seperti hal itu hukum alam atau pengadilan
ghaib berjalan seperti perjalanan bumi yang tidak bisa dihentikan sama sekali
oleh manusia karena sifat ketetapan hukuman
dengan menggunakkan kebijaksanaan, keadilan dan sifat kekuasaan Tuhan
tanpa batas.
Keputusan hukum aturan-aturan alam, atau pengadilan ghaib
ada yang diterima dikehidupan sekarang dan ada yang masih digantung untuk diterima
dalam kehidupan nantinya. Untuk itu manusia yang menerima hukuman yang masih digantung,
harus sadar dan ingat perilakunya yang sudah terjadi, yaitu kehidupan yang
lalu, maka banyak orang yang tidak mengerti sebab-sebab yang membuat menerima
kesengsaraan dalam hidupnya. Untuk orang yang tidak mengerti dan tidak percaya
hukum-hukum alam terus ragu-ragu dan tidak percaya akan keadilan Tuhan. Ini saya
jelaskan secara garis besar pengadilan ghaib, atau pengadilan Tuhan.
Kalau sudah menyadari akan
perilaku, ada tahap-tahap cara yang harus dilakukan untuk bertobat dengan
didasari pengorbanan suci dan tidak akan mengulangi perbuatan jelak lagi,
tahapnya adalah sebagai berikut:
- Bermacam-macam kesengsaraan yang sudah kemu terima, terimalah dengan rasa sadar dan iklas, dan wajib melakukan daya upaya menurut kemampuannya, ibarat orang sakit ya harus berusaha mencari obatnya.
- Semua dosa tebuslah dengan pengorbanan suci, yaitu dengan cara melakukan budi darma dengan sarana memberikan kebaikan dan menolong sesame makluk yang perlu ditolong menurut kemampuannya yang didasari rasa kasih dan sayang bukan karena mempunyai rasa pamrih. Pemberian kebajikan tidak semata-mata berujud harta benda saja, adakalanya dengan tenaga ataupun ide-ide atau fikiran, kalau perlu rela berkorban jiwa raganya dengan rasa iklas untuk mengentaskan kesengsaraan yang ditolongnya.
- Pasrah dengan kekuatan iman, yaitu sejatinya percaya kepada Sang Penebus Dosa dengan kesucian hati
- Didalam hati harus selalu minta ampun dan minta kuat menjalani pengadilan ghaib atau pengadilan Tuhan, perilakunya lebih baik lagi kalau disertai puasa atau prihatin dengan iklas.
Kalau bisa melakukan itu
semua bisa diperumpamakan akan mengangkat barang yang beratnya 100 Kg, bisa
dijinjing dengan ringan walaupun beratnya tidak berkurang, atau minum minuman dengan
rasa pahit sekali, rasa pahit tidak terasa dilidah walaupun zat-zat yang
mempunyai rasa pahit tidak hilang dan tetap pahitnya. Semacam ini terjadi
karena pertolongan Tuhan dan mulai diberinya pengampunan dari Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar