BERASAL
DARI ALLAH KEMBALI KE ALLAH
Perlu dimegerti, kalau hidup kita (roh Suci) itu berasal
dari Allah dan akan kembali ke Allah, atau dikatakan datangnya dari hidup akan
kembali ke hidup, dan sebenarnya hidup itu SATU yang sudah manunggal dengan
kita di pusatnya hidup yang meliputi semua sifat hidup dan alam seisinya.
Asalnya roh yaitu timbulnya
Hidup, itu suci, makanya kembali ke Allah sumber hidup sebagai mata airnya
kesucian ya harus suci kembali, sedangkan yang membuat kotor kesucian roh itu ya
perilaku angan-angan atau fikiran yang jadi cangkokannya roh, ini yang membuat
rasa asmara yang menggebu-gebu ke keadaan duniawi yang tidak abadi ini,
akhirnya membuat lupa daratan dan tidak ingin kembali ke Allah asalnya Roh
suci. Ibaratnya seperti terjadinya mendung dari uap air karena energy panas
matahari, selama mendung belum luluh karena matahari dan kena energy angin, selamanya mendung itu belum bisa
kembali menjadi air seperti semula.
Proses kembali atau
manunggaling roh suci ke Allah itu seperti air hujan yang menetes di samudra
dan menjadi satu dengan samudra lagi, abadi keadaannya yang tidak bisa
diterangkan dengan kata-kata tentang ketentraman dan kemuliaanya.
Sedangkan roh atau jiwa yang kurang suci, yaitu yang
belum bisa menghilangkan belenggu dari angan-angan atau fikiran yang menjadi
cangkok atau pakaiannya jiwa, yang terlalu larut dalam asmara keduniawian,
setelah keluar dari badan jasmani tidak bisa kembali ke asalnya roh, tapi
berhenti di Alam Antara yang di sebut Alam kafiruna atau di alam kegelapan,
yang bersemayam di jiwa-jiwa yang lupa akan asal muasalnya hidup, yaitu lupa
terhadap Allah. Keadaannya seperti orang tidur yang bermimpi macam-macam
beraneka ragam dan berganti-ganti
kesengsaraan yang dirasakan didalam mimpi, ini disebut alam antara
menurut apa yang dimimpikan dan yang diinginkan selalu terlihat dipelupuk mata.
Hilangnya kesengsaraan didalam mimpi jika yang tertidur atau orang yang lupa terus
bangun, maksudnya jiwa yang mulai sadar dan ingat ke Allah, diawal dari itu Allah
menurunkan lagi di kehidupan dunia lantaran kuasa dan sayangnya Allah, supaya
bersih-bersih atau sesuci sebelumnya tidur atau mati.
Kelonggaran untuk mensuci
itu dari ampunannya Allah sampai 7 tahapan, yaitu roh atau jiwa yang belum suci
diturunkan lagi dikehidupan dunia, kebanyakan sampai taraf 7 kehidupan. Untuk itu
jangan sampai mengalami kesengsaraan hidup perlu dijaga perilaku berdasarkan
budi pekerti yang luhur berdasarkan perilaku yang mulia. Dan jangan sampai
mengalami kesengsaraan yang berulang-ulang.
Berpedoman petunjuk wejangan
sang guru sejati kalau gusti yang maha tunggal itu sejatinya sudah menunggal
dengan kita, yang bersemayam di hati yang suci di pusatnya hidup, jadi kembali
atau menunggal ke Allah itu tidak hanya nanti kalau kita mati, selagi sekarang
bisa manunggal denganNya, jika bisa
menjalankan tingkah laku dan syarat-syaratnya, yaitu membebaskan dari segala
belenggu yang menjadi penghalangnya panunggal, contohnya perilaku yang berlebih
lebihan, terlalu senang terlalu sedih, sombong, iri drengki dan lainnya yang
bisa menutupi kata hati, karena yang menunggal sejati adalah rasa sejatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar