BAHASA
ALAM
Dalam kehidupan banyak bahasa yang digunakkan manusia
untuk mempermudah berkomunikasi, saling membangi pengetahuan juga saling
berhubungan untuk mempermudah sehari-hari.
Bahasa dapat dibagikan jadi beberapa :
1. Bahasa
verbal yang diucapkan sehari hari
2. Bahasa
isyarat yang digunakkan untuk orang dalam kelainan, tapi banyak bahasa isyarat
yang digunakkan dengan cara-cara tertentu yang berhubungan dengan perkembangan
teknologi, misalnya jaman dahulu mengirimkan kawat dengan morse, yang moderen sekarang
bahasa dengan menggunakkan bilangan biner yang digunakkan untuk dasar dari
bahasa pemrograman computer
3. Bahasa
gerak mimic dan tubuh
Dari berbagai macam tersebut ada bahasa yang digunakkan
oleh orang-orang tertentu yang tekun mempelajarinya dengan sungguh-sungguh.
Saya menyebutkan dengan nama bahasa alam, bahasa alam ini dapat didengar bukan
dengan telinga manusia akan tetapi dengan rasa yang jernih, sedangkan rasa bisa
jernih apabila kita bisa menyamakan frekuensi kita dengan yang lain, karena apabila
diluar frekuensi tersebut tentu saja kita tidak akan bisa menangkap
informasinya, seperti halnya kita menala siaran radio apabila kita tidak tepat
dalam mengatur frekuensinya yang terdengar mungkin bunyi nging-nging atau suara
berisik, ini disebabkan penalaannya tidak tepat, apabila sudah diatur dengan
tepat maka kita akan mendengar suaranya dengan jelas.
Sebagai contoh kita memelihara anjing atau kucing, kalau
kita tahu gerak gerik binatang tersebut sehari-hari maka sewaktu binatang itu
merengek minta makan atau sakit kita tidak mengetahuinya. Dalam supranatural dapat dipilah-pilah
menjadi beberapa frekuensi untuk bisa menangkap sinyal-sinyal alam dengan cara
mengatur gelombang otak kita, dapat kami uraikan sebagai berikut :
1. Gelombang
otak beta (14-100Hz), dalam keadaan ini yang terjadi adalah kognitis, analitis,
logika, otak kiri yang bekerja, berkonsentrasi, memilah, berprasangka, pikiran
sadar, aktif, cemas, waswas, kawatir, stress dan lain sebagainya, pada dalam
situasi ini dalam frekuensi ini seseorang sedang dalam keadaan sadar atau
terjaga penuh dan didominasi oleh logika, ketika otak kiri sangat aktif maka
akan mengeluarkan gelombang tinggi yang merangsang otak mengeluarkan hormone
kartisol dan norefinefrin yang menyebabkan cemas, kawatir, marah, stress,
akibat buruknya adalah ketika ini sering aktif akanmenyebabkan mudah terserang
penyakit.
2. Gelombang
alfa (8-13,9Hz). Inilah ketenangan yang kita cari, orang akan cenderung nyaman,
santai suka melamun dan berkayal, kondisi ini merupakan pintu masuk ke perasaan
bawah sadar sehingga otak akan bekerja lebih optimal, apabila tidak bisa
mengatur dalam keadaan ini jangan mengharap akan masuk perasaan bawah sadar,
pada anak balita biasanya dalam kondisi ini sehingga anak biasanya akan sangat
peka dan menyerap informasi secara cepat. Dalam kondisi ini otak memproduksi
hormone serotonin dan endorphin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman,
tenang dan bahagia, hormone ini membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh
darah terbuka lebar, detak jantung menjadi stabil dan kapasitas indra kita
menjadi meningkat.
3. Gelombang
Teta (4-7,9 Hz). Pancaran frekuensi ini menunjukkan seseorang sedang dalam
kondisi mimpi, pikiran menjadi sangat kreatif dan inspiratif, kusyuk, relaks
yang sangat dalam, iklas dan sangat hening, indra keenam akan muncul. Ini semua
karena otak mengeluarkan hormone melatonin, catecholamine dan AVP (arginine-vasopressin)
4. Gelombang
Delta (0,1-3,9 Hz). Frekuensi terendah
ini memancar ketika seseorang tertidur pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tak
merasakan badan, tidak berfikir, pada gelombang ini otak akan mengeluarkan HGH
(human growt hormone atau hormone pertumbuhan) yang bisa membuat tubuh awet
muda. Jika seseorang bisa tidur dalam keadaan delta yang setabil dan kwalitas
tidurnya tinggi meskipun hanya beberapa menit, ia akan bangun dengan tetap
merasa segar.
Dari bermacam-macam tahap tersebut kita akan tertata dan
peka biasanya dibarengi pengalan mengolah rasa yang berbagai macam, seperti
kita banyak melakukan percobaan-percobaan,semakin banyak percobaannya akan
ketemu titik-titik tertentu apa yang kita butuhkan. Jadi kita akan mencari
keheningan yang sebenarnya, sedangkan orang bisa hening harus ditunjang dari
beberapa factor kehidupan yang akan sangat mempengaruhi mengolah rasa, tidak
mungki orang dalam keadaan kalut banyak masalah akan menemukan keheningan, jadi
harus diseimbangkan antara lahir dan batinnya, semakin masalah banyak
terpecahkan akan sangat menunjang proses pencapaian hening.
Bahasa rasa sangat berhubungan dengan bahasa alam, kita
akan mengetahui bahasa alam dengan cara peka dan harus sering mengamati alam,
orang akan tahu disuatu tempat ada penunggunya atau ada berbagai macam mutiara,
pusaka, harta karun atau mustika ketika kita menyatukan atau menyamakan
frekuensi dengan alam. Itu baru tahap
terbukanya indera ke enam, tapi kalu sudah mencapai mati dalam hidup atau hidup
dalam mati bahasa rasa itu akan muncul, sehingga kita bisa menerima dawuhing
Gusti, dengan rasa tidak membedakan bahasa warna kulit atau bangsa apa dengan
bahasa yang berbeda, beda bahasa tapi kalau rasanya sampai maka akan sama
rasanya, sebagai contoh ada orang Amerika, China, Afrika, India, Arab, Jawa,
Kalimantan, Irian yang sedang minum kopi dalam satu teko yang sama, semua orang
otomatis akan merasakan sama-sama minum kopi, tapi kalau diutarakan dengan
bahasa lisan maka akan beda ucapannya, akan tetapi sama rasanya. Seperti halnya
orang akan yakin kepada Tuhan, juga akan demikia, beda ucapannya tapi yang di
tuju sama arahnya.