HURUF
JAWA ATAU HURUP JOWO
Banyak fersi yang mengungkapkan memaknai yang terkandung
didalam huruf jawa, dan semua makna mengandung banyak kebenarannya karena
memang mengandung makna yang sangat dalam, terkadang hanya orang-orang tertentu
dan yang sudah terbuka batinnya saja yang mampu mendapatkannya, karena ini
berhubungan erat dengat perjalanan spiritual yang pernah dialaminya. Huruf jawa
dibagi menjadi empat bagian :
1. Ho, no, co, ro, ko,
yang berarti ono caroko atau ada utusan
2. Do, to, so, wo, lo,
yang berarti datan sawolo atau tidak ingkar atau setia
3. Po, dho, jo, yo, nyo, yang berarti podho joyonyo atau sama saktinya
4. Mo, go, bo, tho, ngo,
yang berarti monggo bothongo atau terserah jiwa raganya
Makna ini sangat dalam, dari
yang pertama honocoroko yang berarti
ada utusan, Tuhan membuat dialam semesta selalu berdampingan satu dengan yang
lain saling berkaiatan, maka dibuat menjadi dua, laki-laki dan perempuan, siang
dan malam, pagi dan sore, dikala siang ada matahari dan dikala malam ada bulan
dan bintang, semua saling membutuhkan dan tidak bisa dipisahkan. Doto sowolo atau datan sawolo yang
mempunyai makna tidak ingkang atau selalu patuh atau setia, seperti matahari
dan bulan akan selalu bekerja secara terus menerus yang tidak ada hentinya,
karena semua hidup didalam kehidupan, maksutnya hanya menjalani tugasnya
sebagai makluk hidup yang selalu menjalankan tugasnya dari yang maha hidup,
karena semua makluk ciptaan Tuhan itu hidup, hanya dimensinya saja yang berbeda
dengan manusia, karena berbeda frekuensinya maka manusia sangat jarang
mengetahui bahasa hidup yang ada dialam Karen masih ada banyak halangan dan
hambatan yang menutup hati manusia, dikala hati sudah terbuka, maka orang akan
tahu maknanya hidup yang sesungguhnya, ada hidup didalam hidup, ada air didalam
air, ada tanah didalam tanah, ada api didalam api, ada udara didalam udara. Kenapa
bisa begini, contohnya sebagai berikut, manusia sedah mencakup semua unsure tersebut,
manusia hidup dengan menginjakkan kaki dibumi, makan dari dari sari patinya
bumi yang terlah menjalani rantai kehidupan melalui tumbuhan, dan ia hidup dari
unsure tanah dan tanah mencukupi seluruh hidup manusia, dari yang menumbuhkan
tanaman, sampai menyediakan gas, minyak, air dan segalanya. Ada air didalam
air, didalam tubuh manusia terdiri dari air sebagai media untuk mencukupi
kebutuhan organ didalam tubuh, sehingga manusia bisa berkembang, selalu membawa
dan mengedarkan zat-zat yang dibutuhkan organ, semua organ akan selalu
berkaiatn dan saling menghidupi dengan yang lain, satu organ yang tidak normal
akan mempengaruhi organ yang lain. Ada api didalam api yang saya maksut adalah sumber
dari semangat atau spirit didalam tubuh manusia sebagai media untuk menjalani
hidup yang dituangkan dalam rasa bahagia, rindu, senang, bersemangat, marah, sedih, atau
sebagai trigger atau pemicu munculnya rasa.
Udara didalam udara, manusia yang menghirup udara didalam alam raya akan
masuk kedlam tubuh mebagai pendorong mempercepat proses hidup, aliran darah
tidak akan cepat beredar kalau paru-parunya tidak terisi udara, udara akan
dihisap dan dikeluarkan melalui saluran pernafasan keluar masuk akan
mempengaruhi kinerja jantung untunk memompa sekaligus menarik darah kembali
kejantung. Dari kata honocoroko dotosowolo artinya ono coroko dato sowolo
maksutnya ada utusan yang tidak ingkar atau ada utusan yang sangat setia yang
terdiri dua yang saling berkaitan yang mempunyai tugas sendiri-sendiri tanpa mencela
dan mengalahkan satu dengan yang lain, seperti matahari dan bulan yang tidak
akan menghimput satu dengan yang lain didalam garis orbitnya, sekarang yang
banyak adalah manusia laki-laki dan perempuan yang tidak bisa menyelaraskan tugasnya
dalam hidup, katanya sudah tidak ada kesepahaman atau tidak cocok, atau sudah
berbeda. Tuhan memang membuat dua yang berbeda dengan adanya beda tersebut akan
menimbulkan hasil, yang ada laki-laki atau perempuan saja maka tidak mungkin
mempunyai hasil buah karya dengan campur Tuhan yang berupa keturunan, dengan
dibuat berjodoh tersebut maka akan ada kehidupan yang selalu berputar, didalam
tubuh ada pembulu arteri dan vena, yang keluar dari jantung dan yang masuk
kedalam jantung, ada yang lahir dan ada yang mati, ada panas dan ada yang
dingin, semua beda tetepi saling menghidupi dengan yang lain. Podhojoyonyo atau podo joyonyo yang mempunyai arti sama-sama saktinya, seperti siang
tidak bisa mengalahkan malam atau malam mengalahkan siang, semua akan selalu
silih berganti, dikala didunia banyak kerusakan maka Tuhan akan mengutus utusan
membenahi kehidupan, orang jawa mengatakan sebagai ratu adil atau mesias dapat
berupa seorang nabi, rosul, wali, pimpinan Negara yang bijaksana atau ketua RT
yang sangat bijaksana. Kadang pemaknaan ini hanya pimpinan yang besar dan
mempengaruhi dalam kehidupan yang luas, dan yang paling kecil tapi paling besar
adalah pengaturan didalam manusia untuk menjalani hidup, dikala didalam jiwa
raganya sudah adil maka akan mempengaruhi kehidupan diluarnya akan lebih baik,
orang jawa menamakan ajur ajer sepadaning titah. Tidak aka nada gejolak,
pertengkaran didalam rumah tangga, perkelahian masal atau perang antar Negara. Akan
tetapi didalam kehidupan yang aman tentram akan muncul kehancuran ini harus
terjadi karena siklus hidup harus demikian supaya dapat berlangsung lama,
seperti pagi yang merangkat siang maka malam akan merangkak siang juga. Ketika Tuhan
menciptakan malaikat izajil sebagai penggoda iman manusia maka Tuhan juga
menciptakan malaikat jibril sebagai penyeimbangannya, kedua malaikan ini tidak
berbenturan dengan perkelahiannya akan tetapi akan menjalani perintah tugas
dari Tuhannya. Ketika malaikat izajil diberi tugas untuk menggoda manusia ia
tidak mungkin mengingkari tugasnya berubah memberi wahyu karena tugasnya memang
demikian, atau malaikat jibril akan sebaliknya, ini yang dinamakan dotosowolo podho joyonyo atau datan sawolo
kang podho joyonya, artinya patuh dan sama-sama saktinya. Baik tidak bisa mengalahkan buruk dan buruk
tidak akan mengalahkan baik karena itu hanya proses hidup untuk meneruskan
hidup supaya hidup, dikala sudah tidak ada keduanya maka akan menjadi mati. Ketika
matahari dan bulan tau bumi dan isi jagat raya tidak berjalan digaris orbitnya
atau sudah tidak ada pergantian maka akan hancurlah jagad seisinya, dikala
didunia hanya ada laki-laki maka setelah laki-laki mati maka tidak akan lagi
keturunan yang meneruskan atau sebaliknya. Kalau orang Bali menggambarkan dalam
acara tarian barong dan leak, yang menggambarkan keburukan dan kebaikan yang
tidak bisa mengalahkan satu dengan yang lain. Mogobothongo atau manggo bothongo, monggo yang berarti silahkan dan bothongo yang berarti bathang, bangkai atau jiwa raga, dalam pemaknaan dapat
dikatan pasarah, iklas, orang jawa mengatakan tadah yang berarti bekerja tanpo
pamrih didalam menjalani hidup. Akan tetapi sekarang sangat jarang sekali
menemukan yang bisa sedemikian rupa, dengan Tuhannya saja menjalankan ibadah
dengan mengharapkan surge, sedangkan dasar dari ibadah saja tidak dijalankan
yaitu iklas, ini dapat digambarkan sebgai berikut, kita belajar didalam kelas, malas
dan tidak bisa menyelesaikan soal dengan benar, selama satu tahun nilainya
jelek maka guru tidak akan menaikkan kekelas selanjutnya. Didalam hidup akan
sedemikian juga, dengan menjalankan perilaku yang baik yang berdasarkan rasa
hidup maka dengan tidak usah protes maka Tuhan akan menempatkan diri kita
ketempat yang lebih baik, perilaku kemarin adalah cerminan buah hasil sekarang,
perilaku sekarang adalah buah hasilnya besuk, kalau kita dipenjara sekarang
adalah menjalani hukuman perilaku kita yang telah kita jalankan, dan perilaku
kita yang sekarang maka akan berakibat pada hasil yang akan datang. Dari pemaknaan
terahir tadi semua perjalanan hidup dan perputaran hidup didalam jagad seisinya
adalah kehendak Tuhan yang selalu memgatur dan menguasainya.
Makna yang lain adalah sebagai berikut yang kita pecah
menjadi per huruf, yang mempunyai perjalanan awal dan ahir dari segalanya :
1. Ho :
ingsun kang dumadi, purwo madyo, wasono, yang dimaksut sebelum adanya sesuatu
yang ada adalah ingsung yang bersifat semuanya, sak durunge ono hono sing ono
amung ono yang ingsun, ono alam alam awang uwung sing ono suwung yo sang ono yo
ingsun. Yang saya maksut adalah sebagai berikut, sebelum adanya jagat seisinya
dan makluk apapun yang ada adalah haya Tuhan, maka dalam spiritual ada
pencarian masuk dalam alam suwung untuk mencari jatidiri, yaitu pencarian
keTuhanan yang sebenarnya, dengan cara memperbaiki perilaku dan tatanan jiwa,
karena dengan demikian hatinya yang jadi tempat naungan sang ono akan terbuka dan bisa menemukannya.
2. No :
Nitahake kang wenang nyipto lan ngrusak, yang artinya mewujutkan, atau
menciptakan apa saja menjadi ada, Nitahake dadi ono.
3. Co :
cahyo maknane pepadang kang tanpo wates, artinya penerangan yang tidak ada batasnya,
Tuhan member penerangan kepada semua makluknya tanpa membedakan apapun
wujutnya, tanpa membedakan jender, suku agama atau warna kulit, karena bersifat
adil, sampai babi, anjing, semut gajah, bumi, planet semua mendapatkannya,
sebagai contoh ada orang berbeda agama yang bersama-sama ditengah lapangan,
Tuhan tidak akan memilih salah satu diberi awan diatasnya supaya teduh dan yang
lain menjadi kepanasan, semua akan mendapat kebagian yang sama, yang mempunyai
pemahaman yang berbeda karena manusia sudah member sekat dan mengotak-kotakkan
sendiri yang ahirnya merasa benar dan menang sendiri, sedangkan alam bersifat
murni dan tidak akan membedakan satu dengan yang lain, garam sejak dulu rasanya
asin, kalau dimakan bersama orang Cina, Arab, India, Inggris, Indonesia sama
rasanya akan tetapi beda bahasa verbalnya akan tetapi bahasa rasanya akan sama.
4. Ro :
Roso yang artinya rasa, rasa ini sangat adil dan tidak memihak, kalau merah ya
merah dan tidak akan menjadi putih, orang yang selalu mengikuti rasanya akan
menjalani hidup lebih lurus, orang jawa mengatakan kalau ingin mengetahui makna
hidup harus dengan cara Ngadep urip nunggang roso, kita akan mengetahui makna
hidup dan kehidupan dengan cara mengedepankan rasa, Tuhan tidak bisa dilihat,
di cium, di raba atau dirasakan seperti angin, kalau angin masih bisa dirasakan
alirannya, tetapi Tuhan tidak bisa demikian, karena hanya bisa dirasakan
didalam hati. Maka harus mengedepankan andhisekake roso ojo andhisekake karep.
5. Ko :
karso artinya karep atau keinginan
6. Do :
dumadi yang berarti menjadi wujut
7. To :
titising sabdo artinya terjadinya ucapan, atau menjadi ujud karena ucapan
8. So :
saliring roso, yoiku sipat ono tan ono wiwite, yang dimaksut mempunyai sifat
sesuatu akan tetapi tidak ada awalannya
9. Wo :
wandyo, kang ateges wahono kang winandyo utowo kedaden kang tan winates,
maksutnya kejadian kehidupan yang berulang-ulang terus, maka hidup selalu
bulat, akan mencapai titik kembali.
10. Lo :
laksono, tumindak yang artinya dilakukan atau menjalankan tugas
11. Po :
pandyo utowo wadah, papan yang artinya tempat, manusia hidup membutuhkan
tempat, mau menurunkan keturunan membutuhkan tempat yaitu rahim, mau tidak
kehujanan membutuhkan rumah sebagai tempat bernaung, mau menjalani hidup
didunia membutuhkan raga untuk memperagakan gerakan hidup, ini dikatakan curigo
kang manjing sakjeroning warongko, ketika Tuhan meniupkan ruh ke dalam raga
maka baru akan ada denyut kehidupan, seperti wayang kulit yang digerakkan oleh
sang dalang.
12. Dho :
Dhawuhing kang murbo artinya perintah yang menguasai
13. Jo :
jagad artinya alam seisinya
14. Yo :
yekti, sejati, jujur, noto, ora goroh artinya nyata, jujur dan tidak bohong,
jadi apa adanya.
15. Nyo
: Nyawji, manunggal kalau orang arab mengatakan tauhid yang mempunyai makna
menjadi satu, di jawa terkenal dengan manunggaling kawulo gusti, kemanunggalan
manusia dengan rasa ketuhanannya, gusti dari kata bagusing ati atau
bagus-bagusnya hati, kalau kita hidup sudah manunggal dengan sebagus-bagusnya
hati atau menjalankan sebaik-baiknya hati maka hidup kita akan menjadi benar
dan tidak melenceng dari aturan ketuhanan atau wewalering urip.
16. Mo :
maremane artinya kesuksesan tau nilai puncak
17. Go :
gantyo, rubah artinya berubah
18. Bo :
binuko, diweruhi artinya terbuka akan segala hal dari yang bersifat rahasia dan
masih dalam kesamaran., ini pemaknaan manusia yang sudah menemukan kejatening
urip tau menemukan makna hidup yang sebenarnya
19. Tho
: thukul, tuwuh, luwar soko asal, yang bermakna tumbuh atau bersemi keluar dari
asal, dikala penutup hati sudah terbuka, dari penutupnya yaitu dari sifat-sifat
jelek iri, dengki, keangkara murkaan, ragu-ragu, was-was yang pada dasarnya
tidak hening atau menjalankan semestinya sudah dapat dihilangkan maka mulai
tumbuh kesadarannya, ini dapat digambarkan sang bima yang bisa merobek mulut
naga yang melilit raganya, naga dari kata nogo atau ulo yang berarti olo tau
jelek, ketika besa menghilangkan kejelekan dari jiwa raganya maka mulai tumbuh
rasa hidup karena mendapatkan cahaya yang tidak ada batasnya, cahyo kang tan
winates.
20. Ngo :
ngangkoso, ngawiyat, mabur artinya terbang, pemaknaanya adalah ketika orang
sudah terbuka hatinya dan mendapatkan pencerahan maka ia akan terbebas dan bisa
menjalani hidup dengan baik, seperti halnya kupu-kupu yang keluar dari
kepompong, ketika sudah masuk dalam alam suwung yang tidak tahu arahnya, ini
digambarkan ulat yang berada didalam kepompong yang sudah meninggalkan semua
kejelekan yang masuk dalam alam suwung atau gelap gulita yang tidak tahu arah
dan tujuan maka dengan kepasrahan yang sudah mengerucut Tuhan akan member jalan
yang lebih baik, yaitu menjadi kupu-kupu. Seperti halnya manusia yang sudah
mengerucut tujuan hidupnya maka akan ada titik puncak menemukan jati diri yang
sesungguhnya.yaitu Tuhan yang satu.